Pernahkah kamu melihat malaikat? Ia datang padamu, menolongmu. Dan disaat engkau sudah bahagia. Dia hilang….
Aku keluar menuju balkon kamar. Malam ini begitu sejuk. Kududuk dilantai sambil menatapi langit malam. Begitu banyak bintang. Mengapa bintang bersinar?
“Sedang apa kakak?” tanyanya polos.
“Melihat bintang- bintang.” Jawabku.
“Oh… bagus ya!” katanya riang.
Lalu kami terdiam.
“Mengapa bintang bersinar?” gumamku.
“Eh? Umm.. Buat nemenin bulan di malam hari?” jawabnya polos. “Bulannya redup ya kakak… Mungkin bintang- bintang itu bersinar buat menghibur bulan yang sedang sedih.”
“Aku tidur dulu ya kakak.” Kata anak itu sambil berjalan masuk ke kamarnya.
“Oh, iya. Namaku Angel.” Katanya sambil tersenyum. Kemudian menutup pintunya.
Apa gunanya begitu banyak bintang yang menemani kalau bulan itu tetap redup?
“Uhm.. Bulan itu belum melihat bintang yang sinarnya paling terang?”
“Memang tampaknya cahaya bintang sama saja.” jawabku.
“Begitu banyak bintang, kakak. Mungkin bulan itu sedang bingung mencarinya. Atau bintang yang cahayanya terang itu belum muncul…” katanya.
“Ah! Kakak. Lihat itu. Bintang itu sinarnya terang sekali.” Kata Angel riang.
“Mana?” aku berusaha mencari bintang yang katanya bersinar paling terang.
“Ituuuuu…” tunjuknya. “Ah, kakak. Kenalkan. Ini kakakku. Andy namanya.”
Aku kembali menengok ke balkon kamarnya. Sudah tampak berdiri seorang anak laki- laki sebayaku.
“Hai” sapanya.
“Hai. Jawabku sambil tersenyum.”
Setelah perkenalan itu, aku dan Andy sering bermain dan mengobrol bersama.
“Bulannya bersinar cerah ya, kakak.” Kata Angel padaku di suatu malam.
“Ya. Tapi tidak ada banyak bintang. Hanya satu malah.” Jawabku sambli menatap langit.
“Tapi bintang itu tetap bersinar terang.” Katanya.
“Iya. Eh, Angel.”
“Ya, kakak?”
“Angel itu seperti bintang ya. Aku bulannya. Angel datang dan menghibur kakak.”
Angel menggeleng, “Angel adalah Angel. Angel bukan bintang.”
Aku hanya tersenyum memandangnya.
Sudah beberapa hari Angel tidak muncul di balkon kamarnya.
“Ia tidak bisa bangun dari tempat tidur.” Kata Andy.
“Kenapa?” tanyaku heran.
“Sakitnya bertambah parah.”
Aku datang menjenguk Angel. Ia sudah tampak begitu pucat.
“Kak Adrien.” Panggilnya sambil tersenyum.
“Ya.” Jawabku, sambil duduk di kursi sebelah tempat tidurnya.
“Sekarang kakak sudah senang?” tanya Angel kepadaku.
“Sudah.” Jawabku. “Aku punya teman.”
Sudah beberapa hari setelah kepergian Angel. Aku tidak ingin melihat langit. Takut melihat bulan yang redup cahayanya. bulan yang sudah tidak ditemani bintang yang bersinar terang. Bulan itu aku. Angel adalah bintang.
Aku keluar menuju balkon kamar. Malam ini begitu sejuk. Kududuk dilantai sambil menatapi langit malam.
“Adrien.” Panggil suara itu. Andy tampak sedikit tersenyum melihatku.
“Akhirnya keluar juga kamu.”
“Ini dari Angel. Buat kamu.”
Kulihat kado yang dibungkus oleh Angel. Kubuka dengan pelan. Lilin yang dibuat bentuk bulan. Kubaca surat yang menyertai bungkusannya.
Buat Kak Adrien,
Hai kakak.. ^^ mungkin sekarang Angel udah ga ada lagi di deket kakak. Angel bikinin bulan buat kakak. Waktu lihat kakak, Angel langsung pikir kakak itu seperti bulan waktu itu. Redup. Sedih. Ga ada temen. Hehe.
Angel pernah bilang kan ke kakak, Angel ini bukan bintang. Angel ga mau jadi bintangnya kakak karena Angel tau, kalo Angel jadi bintang sinar Angel ga bakal lama nemenin kakak.
Angel uda nemuin bintang buat kakak. Dijaga ya. Angel yakin kok bintang itu sinarnya bakal nemenin kakak terus. Karena, bintang itu yang selama ini nemenin Angel. Bintangnya punya Angel, Angel kasih ke kakak.
Kulipat lagi surat dari Angel. Andy menatapku. Kemudian menatap bulan yang ada ditanganku. Dikeluarkannya sesuatu dari saku celananya. Lilin bentuk bintang.
Andy
Kutatap lilin itu. Aku akhirnya mengerti apa kata- kata Angel.
“Kakak itu bintangnya Angel”
“Apa?”
“Gapapa, Angel seneng karena kakak selalu ada dideket Angel buat menghibur Angel.”
“Ooo..Kalo gitu Angel itu bulan ya?”
“Angel bukan bulan…”
“Oh, iya. Ini. Buat kakak. Yang ini bungkusan buat kak Andy.”
Adrien
Angel itu bukan bintang. Ia hanya malaikat kecil yang memperlihatkan bintang kepada bulan. Kutatap langit. Bintang itu bersinar terang, menemani bulan yang cahayanya mulai terang.
Andy
Angel bukan bulan. Ia hanya malaikat kecil yang memberikan bintangnya kepada bulan.
Pernahkah kamu melihat malaikat? Ia datang padamu, menolongmu. Dan disaat engkau sudah bahagia. Dia hilang…. Atau ia hanya pergi kesuatu tempat yang lain? Menunjuk satu bintang lain untuk menemani agar bulan bersinar terang.